Senin, 05 Desember 2016

Aku ya Aku. Kamu ya Kamu. Bukan Kita

Masih dengan orang yang sama dengan rasa yang sama ATAU dengan rasa yang sama tapi lain orang? Teka-teki bukan?
Sekarang aku paham apa rasanya mengagumi dan dikagumi. Kau pilih yang mana?
Ada seutas senyum yang berbeda lekuk. Dari lekuk itu kau bisa tau dengan siapa senyum itu kau berikan. Dulu aku dikagumi dan mengagumi. Kita saling mengagumi. Indah bukan?
Tapi apa kau tahu rasanya kehilangan orang yang saling mengagumi dan mengasihi? Berat! Sama seperti rindu ini. Rindu ini Berat. Kau tahu? Aku Rindu :’)
Tapi aku bisa apa? Hanya kenangan memori yang tersisa. Bahkan setiap rindu ini menyapa , aku hanya bisa melihat malam. Karena di malam itu, kau pernah berkata kalau “Bulan tak pernah sendiri. Ada Bintang disana yang selalu menemani”. Bulan itu Kamu. Bintang itu Aku. Malam itu KITA. Sebut saja demikian..
Kau bilang “Aku tak pernah sendiri, ada kamu disini. Dihati J”. Aku tersenyum. Tapi itu dulu. Sekarang? Kita sudah tak berada pada lintasan yang sejajar. Tapi setidaknya kamu pernah bilang “Jarak dimana pun kita. Tetap kita pada satu atap. Yaitu Langit”. Sejenak aku merasa tenang kita masih SATU. Walau pengertian satu itu sesungguhnya sangat luas.
Sekarang aku paham kehilangan yang dulu “saling” kini menjadi “masing”. Masing-masing kita berjalan. Aku ya aku. Kamu ya kamu. Berbeda dengan dulu. Aku Kamu ya Kita.